" Ijo, Kuning dan Idola"
Perjalanan
panjang Ijo terasa lebih enteng saat
kekasih terbaiknya ada di sisinya. Menemani harinya, menemani setiap
langkahnya, dan kemanapun Ijo pergi selalu ada dia. Dia lah Motor kesayangan
Ijo yang diberi nama Astrea, hanya Astrea yang bisa membuat hari panjang
Ijo ini menjadi hari yang singkat dan lebih cepat. Tak lupa sahabat Ijo. yaitu,
Kuning Pratama, dipanggil Ning yang setia menemaninya saat mau kemanapun.
Esok, Ijo
punya tujuan untuk menghampiri idolanya yang sedang berkunjung di BSB, Semarang. itu lo.. kota lumpia!
Malamnya dirumah Ijo, di jl. Abang Ds. Unguran. Ijo sudah mempersiapkan
berbagai macam bahan untuk kejutan. Dari karya tangannya sendiri dan juga
campur tangan sahabatnya, si Ning. Tanpa lelah dan penat, Ijo dan Ning tetap ngebet untuk menyelesaikan hasil kerja
mereka. Bulan pun mulai terang saat mereka masih mempersiapkan kado special itu.
Dan menandakan kalau tengah malam mulai menghampiri mereka. Tapi semangatlah
yang menyemangati Ijo dan Ning untuk idolanya yang satu ini. Ya, tidak perlu
disebut namanya lah, yang pasti dia cantik, baik, montok, aduhai dan tidak
neko-neko.
Sambil terus membuat kejutan, Ijo dan Ning
berbincang-bincang, agar lelah tidak begitu terasa.
Ning : “Jo, Kalau besok kita
tidak bisa ketemu idola gimana?”
Ijo : “Matilah kita Ning, Ini sudah kesempatan perunggu kita untuk
bisa bertemu” (Sedih)
Ning : “Kesempatan emas Jo? Yowes,
kita berdo’a yang terbaik untuk hari esok”
Tak lama
kemudian, Ayah Ijo keluar dari rumah mengendus-endus
dan berdandan necis, Rasa curiga Ijo
mulai datang. Ijo dan Ning pun bergegas untuk memata-matai tindakan ayah Ijo
yang akhir-akhir ini mencurigakan. Tanpa rasa sopan, Ijo dan Ning menaiki pohon
besar yang ada di depan rumahnya sambil membawa sebuah jaring besar untuk
menangkap ayah Ijo. Yaitu, Bapak Biru Yono atau Pak Ruyo. Pak ruyo yang sedang
asyik dan PD nya saat berjalan itu, telah sampai di bawah pohon, tempat
bersembunyinya Ijo dan Ning. Jleeeb.. Jaring
besar itu segera di lempar tepat kearah Pak ruyo.
Ijo : “Hayoo.. mau kemana?”
(Kesal)
Ning : “Cieee.. ABG tua mau
cari mangsa.”
Pak ruyo : “Ma.. mau” (dengan wajah gugup.)
Ijo : “Mau kerumah tetangga yang sexy
itu ya?, Awas ya.. Ijo bilang sama emak!” (dengan wajah kesal)
Ning : “Sudahlah jo, biar ayah kamu ini memuaskan dirinya. Nanti kalau
sudah pulang juga puas di gebug emak lo.”
Ijo : “Yah, tolonglah kasihan sama Ijo dan emak. Lihat emak? Emak
sayang banget sama ayah. Dari dulu saat ayah mau mati, siapa yang menjaga ayah?
Siapa yang merawat ayah? Semua itu emak yang melakukan yah:(” (menangis)
Pak ruyo : “Ijo..” (sambil mengusap air mata Ijo)
Ijo : (Ijo pun memalingkan kepalanya)
Pak ruyo : (Sambil mendekatnya mulutnya kekuping Ijo dan berteriak)
“IJOOOOO.. Ibu yang sexy itu
meninggal dunia!!!”
Ning : “Inalillahiwainnalillahiroji’un”
Ijo : “Apuaaa???”
Pak ruyo : “Yaasudah, ayah mau kerumahnya dulu. Kamu langsung kerumah
dan jaga emak”
Ijo dan Ning : (Makan jaring sambil meminta maaf) “Baik yah.”
Ijo dan Ning pun
melanjutkan pekerjaannya yang sedikit tertunda. Tak terasa, kado yang mereka
buat sudah rampung. Jam dinding
menunjukan pukul 23.45, saatnya untuk istirahat di kasur kesayangan Ijo yang
banyak pulaunya.
Kukuruyukk.. Suara ayam sudah mulai
terdengar. Matahari sudah menampilkan wajah eloknya dari ufuk timur. Waktu yang
di tunggu-tunggu pun telah datang.
Ning : “Jo, Bangun.. sudah siang!””
Ijo : “Hoammm.. ini masih pagi ning” (Tidur lagi)
Ning : “Katanya mau ketemu idola?”
Ijo : (Bangun dan berjoget diatas kasur, celananya pun melorot)
Ning : “Jo, itu.. itu anumu
kelihatan”
Ijo : “Apanya? Aku hari ini seneng banget bisa ketemu idola.”
Ning : “Bulu kakimu kelihatan, belum tentu kita bisa bertemu!”
Ijo : “Ah, kau itu. Doa nya selalu negatif”
Sambil mempersiapkan diri, Pak ruyo membantu untuk
persiapan keberangkatan Ijo dan Ning ke Semarang. Tak lupa Pak ruyo memanasi
mesin Astrea, Motor kesayangan Ijo.
Ijo : “Ini sudah jam 08.00, jangan sampai kita telat ke BSB ”
Ning : “Ini sudah siap semua, tinggal berangkat”
Ijo dan Ning : (Mencium tangan Pak ruyo dan emak ijo sambil meminta
restu)
Motor Astrea
mulai berjalan sedikit demi sedikit meninggalkan rumah. sambil melihat rumah,
ijo membayangkan nanti akan ada keajaiban yang bisa dipasang di dinding
rumahnya. Yaitu, foto Ijo dan idolanya. Dengan niat membantu Ning pun pergi
tanpa membawa uang, karena Ning merasa kalau Ijo membawa uang dengan jumlah
besar. Padahal Ijo hanya membawa uang secukupnya dan pas-pasan.
Perjalanan
yang jauh ini menjadi lebih ringan dan tak terasa kalau naik Astrea. Hingga
mereka sampai ke semarang. Entah karena kelalaian, si Ning yang menyetir telah
melanggar garis yang sudah ditetapkan dan menjadi larangan. Bunyi Prritttt.. terdengar dari kejauhan. Ijo
mengira bahwa bungi itu adalah bunyi gas yang di keluarkan Ning. Tapi ternyata manusia berbadan hijau (Polisi)
menghampiri Ijo dan Ning.
Polisi : “Anda telah melanggar peraturan, silahkan ikut saya”
Dengan rasa takut
yang membara, Ning menenangkan Ijo yang dilanda kebingungan. Karena itu motor
satu-satunya. Sesampainya di kantor polisi. Polisi meminta surat-surat untuk
berkendara. Tetapi Ijo dan Ning lupa untuk membawa SIM. Polisi tersebut meminta
untuk mengganti SIM dan pelanggaran tersebut dengan uang sebesar Rp. 300.000.
Ijo : “Kamu bawa uang berapa ning?”
Ning : “Aku tak bawa uang, kamu kan bawa uang banyak to Jo?”
Ijo : “Kalau 50.000 ada, soalnya Cuma bawa uang 80.000. itu pun nanti
buat tiket masuk ke BSB”
Ning : (Ngececk di kantongnya, dan ternyata ada uang terselip) “Hah..
ini ada uang!”
Ijo : “Berapa ning?”
Ning : “10.000 Jo”
Ijo : “Mending tidak usah
dikeluarkan daripada bikin sakit hati” (Dalam batinnya)
Polisi : “Ayo cepet dek, ini mau operasi lagi”
Ijo : “Pak, maafin kita. Kita dari demak jauh-jauh kesini tidak
membawa uang dan cuma pengen ketemu sama idola. Kita janji kita tidak akan mengulangi
ini lagi.” (Pasang muka melas)
Polisi : “Emang idolamu ada dimana? Yasudah kamu bawa uang berapa?
Bawa sini!”
Ijo : “Di BSB Semarang pak, Ini ada uang 35.000.” (Sambil menyodorkan
uangnya)
Polisi : “Yasudah saya terima, lain kali jangan seperti itu lagi”
Ijo dan Ning : “Terima kasih banyak pak, semoga bapak selalu banyak
rezky.”
Ijo : “Baik kali itu polisi, surga pasti menghampirinya” (Dalam hati
Ijo)
Ijo an Ning
melanjutkan perjalanannya ke BSB, setelah ada kendala di perjalanannya. Tapi
semangat untuk ketemu idola masih menyemangat. Perjalanan mulus mereka rasakan.
Karena letak BSB ada di bawah kaki gunung ungaran. Sejuk, Damai da tentram
menyelimuti hati Ijo dan Ning yang sebentar lagi akan sampai ketempat tujuan.
Sampailah Ijo dan
Ning ke BSB Smg, mereka langsung parkir Astreanya di parkiran BSB dan menuju ke
tempat tiket.
Ning : “Tiketnya berapa mas?”
Mas Tiket : “1 orangnya 50.000 dek”
Ning : “Waduhh.. Tiketnya 50.000” (Sambil membalikan badan ke arah
Ijo)
Ijo : “Walah.. Larang tenan,
Coba ditawar”
Ning : “Malu kali gue”
Karena tiket yang
mahal dan uang mereka tidak mencukupi, Ijo dan Ning pindah ke tempat area
parkir lagi dan berfikir untuk mencari ide agar bisa masuk dan bertemu idola.
Ide di temukan Ijo. Yaitu, menelfon temen ijo yang ada di demak untuk datang ke
BSB. Namun, usaha tersebut sia-sia, karena teman yang ada di Demak lagi ada
kerjaan. Disitu Ijo mulai patah semangat. Terpaksa ijo ingin menunggu hingga
akhir acara di BSB selesai. Tapi, si Ning sahabat ijo mulai kelelahan setelah
lama menunggu di area parkir. Ning pun mengajak Ijo untuk pulang ke Demak.
Hanya saja Ijo masih ingin bertahan di SBS untuk sekedar berfoto dan bersalaman
dengan idola.
Hingga Sore,
Acara belum juga usai. Melihat Ning yang sudah kelelahan. Ijo pun bersedia
menerima ajakan Ning untuk pulang. Dengan wajah lesu, sedih, kecewa Ijo pun
perlahan meninggalkan BSB Semarang.
Ijo : “Mungkin ini waktu belum memihak pada saya, tapi saya yakin
suatu saat nanti. Saya akan bisa bertemu idola dengan waktu yang tepat.”
Keterangan :
1.
Enteng : Ringan
2.
Astrea : Nama panggilan untuk motor kesayangan
Ijo
3.
BSB : (Bukit Semarang baru) Tempat olahraga di
semarang
4.
Ngebet : Ingin terus melanjutkan
5.
Montok : Sebutan untuk orang yang mempunyai
tubuh indah
6.
Aduhai : Cantik dan anggun
7.
Tidak neko-neko : Tidak pernah yang aneh-aneh
8.
Yowes : Yasudah
9.
Necis : Berpenampilan serba mewah
10.
Mengendus-endus : Perlahan-lahan
11.
Jleebb : Suara jaring saat dijatuhkan
12.
Hayoo, Ciee : Menegur
13.
Apuaa? : Dari kata apa yang diselingi kaget
14.
Rampung : Pekerjaan yang sudah selesai
15.
Kukuruyukk.. : Suara ayam berkokok
16.
Pas-pasan : Seadanya
17.
Prrritt : Suara peluit polisi
18.
Manusia berbadan hijau : Polisi
19.
Mending : Kalau tahu begitu
20.
Melas : Antara pengen nangis dan bingung
21.
Larang tenan : Mahal banget
Karya: @bingfrs (Twitter)